Kamis, 04 Maret 2021

SISTEM EKSKRESI

 

RINGKASAN

 

SISTEM EKSkRESI /SISTEM PENGELUARAN  

 

A.     Pengertian system Ekskresi

§                             System ekskresi adalah system  pengeluaran zat-zat sisa metabolisme .

B.      Alat Ekskresi  Manusia

1.         GINJAL

§   Ginjal atau “ren” berbentuk seperti biji buah kacang merah (kara/ercis)

§   berukuran sekitar 10 cm

§   terletak di kanan dan di kiri tulang pinggang yaitu di dalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal.

§   berjumlah dua buah dan berwarna merah keunguan. Ginjal sebelah kiri terletak agak lebih tinggi daripada ginjal sebelah kanan.

§   Memilimi kurang lebih 1n juta nefron (unit ginjal)

   Sistem Urinaria Manusia


Struktur Ginjal Manusia


Nefron

Struktur Ginjal   dari luar kedalam terdiri dari:

a.      Korteks Gunjal/kulit Gunjal, bagian terluar   Bagian ini dikelilingi oleh lapisan jaringan lemak yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam ginja

b.      Medula (sumsum ginjal) Medula adalah lapisan dalam pada ginjal Bagian ini merupakan jaringan halus yang terdapat di dalam ginjal. Struktur medula terdiri atas piramida ginjal yang meliputi nefron dan tubulus, serta saluran medula. Tubulus berfungsi untuk mengangkut cairan tubuh dan darah menuju ginjal.

c.       Pelvis( Rongga  ginjal) merupakan bagian ginjal yang terletak di lapisan paling dalam. Bagian ginjal ini berbentuk seperti corong yang berfungsi sebagai saluran yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih. Dan menampung urine sementara.

Fungsi Ginjal

§   secara umum Memproduksi urine

§  menyaring zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah, 

§  mempertahankan keseimbangan cairan tubuh,

§  mengeskresikan gula darah yang melebihi kadar normal 

§  mengatur keseimbangan kadar asam, basa, dan garam di dalam tubuh.

§  Mengeluarkan zat racun (zat aditif makanan, polutan, obat-obatan, dan zat kimia asing).

§  Mengeluarkan zat sisa organik (urea, asam urat, kreatinin, amonia, dan hasil penguraian hemoglobin serta hormon).

§  Mengubah vitamin D inaktif menjadi vitamin D aktif

 

Proses Pembentukan urine

Proses pembentukan urine terjadi melalui tahap-tahap :

a.      filtrasi / Penyaringan

§  terjadi  badan malphigi tepatanya di glomerulus

§  Hasil dari filtrasi ini berupa filtrat glomerulus atau urin primer

§  Urine primer mengandung H2O dan zat-zat seperti glukosa, klorida, natrium, kalium, fosfat, urea, asam urat dan kreatinin

b.      Reabsorpsi/ penyerapan kembali

§  Penyerapan kembali zat zat yang masih berguna bagi tubuh sebelum dikeluarkan dari tubuh. Air, glukosa, asam amino, natrium dan nutrisi lainnya diserap kembali ke aliran darah.

§  terjadi di tubulus kontortus proksimal dan lengkung henle.

§  terbentuk urin sekunder

§  Pada urin sekunder tersebut , sudah tidak ditemukan lagi zat-zat yang masih berguna buat tubuh. Sementara dari itu, komposisi zat-zat sisa metabolisme tersebut akan bertambah.

c.       Augmentasi  /Sekresi tubuler

§  zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh akan disekresikan

§  terjadi di tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus (pengumpul)

§   terbentuk urin sebenarnya yang harus dibuang oleh tubuh.

§  urin yang normal akan mengandung 95% air dan zat-zat terlarut. Zat-zat tersebut antara lain ada zat buang nitrogen (urea, asam urat, dan keratin), hasil metabolisme lemak (benda keton), hasil pencernaan sayuran dan buah (asam hipurat), toksin, zat kimia asing, enzim, vitamin dan elektrolit.

 

 

 

Komposisi zat  dalam Urine yang normal

  • Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya.
  • Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
  • Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
  • Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
  • Berat jenis 1.015 – 1.020.
  • Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
  • Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air
  • Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin
  • Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
  • Pigmen (bilirubin, urobilin)
  • Toksin
  • Hormon

Factor-faktor yang mempengaruhi  proses produksi  urine

Jumlah urine yang dikeluarkan oleh kita untuk setiap harinya tidak sama. Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.

a.    Jumlah air yang diminum

Apabila kita banyak minum, maka konsentrasi protein darah akan turun, sehingga tekanan koloid protein juga menurun. Hal ini menyebabkan tekanan filtrasi menjadi kurang efektif.

b.    Saraf

Rangsangan saraf renalis menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju glomelurus, akibatnya air dan darah ke glomelurus berkurang, sehingga tekanan juga menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan proses filtrasi menjadi kurang efektif.

c.    Hormon Antidiuretik (ADH)

ADH adalah hormon yang mempengaruhi penyerapan air oleh dinding tubulus. Hormon inini dihasilkan oleh hipofisis posterior. Apabila kadar ADH dalam darah naik atau berlebih, maka penyerapan air oleh dinding tubulus meningkat. Hal ini menyebabkan jumlah urine yang terbentuk sedikit. sebaliknya apabila kadar ADH dalam darah turun atau berkurang, maka penyerapan air oleh dinding tubulus menurun. Hal ini menyebabkan jumlah urine yang terbentuk banyak.

d.    Kadar Garam

Kadar garam yang harus berlebih/tinggi dikeluarkan dari darah supaya tekanan osmotiknya tetap.

e.    Penyakit Diabetes Melitus

Seseorang yang menderita penyakit diabetes melitus (kencing manis), pengeluaran glukosa diikuti pula oleh kenaikan volme urine.

f.     Suhu

Jika suhu internal dan eksternal naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat. Ini menyebabkan pembuluh kutaneus melebar sehingga cairan tubuh berdifusi dari kapiler ke permukaan kulit. Saat volume air dalam tubuh menurun, ADH disekresikan sehingga reabsorpsi air meningkat. Di samping itu, peningkatan suhu merangsang pembuluh abdominal mengerut sehingga aliran darah di glomelurus dan filtasi turun. Meningkatnya reabsorpsi dan berkurangnya aliran darah di glomelurus mengurangi volume urin. Itulah sebabnya jika cuaca panas, kita jarang buang air.


 

2.     KULIT

§   organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,

§   mengekskresikan sisa metabolisme berupa urea, garam, dan kelebihan air melalui kelenjar keringat yang ada di kulit.

§   Keringat manusia terdiri dari air, garam, terutama garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel, urea, serta asam.

Fungsi KUlit :

§  Sebagai alat ekskresi

§  memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan

§  Mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.

§  Melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen.

§  merespon rangsang raba ( aat penerima rangsang )

Struktur  Kulit



            Kulit terduri dari :


a.      Kulit Ari ( Epidermis )

§  bagian terluar yang sangat tipis,  yang tersusun dari sel-sel epitel yang mengalami keratinisasi (pendewasaan)

§  melindungi tubuh dari berbagai zat kimia yang terdapat diluar tubuh, melindungi tubuh dari sinar UV, melindungi tubuh dari bakteri

§  terdiri dari lapisan :

1)        Stratum Korneum, Terdiri dari sel keratinosit merupakan sel-sel mati yang mudah mengelupas dan bergant . Lapisan tanduk tidak mengandung pembuluh darah dan serabut saraf, sehingga lapisan ini tidak dapat mengeluarkan darah saat mengelupas

2)        Stratum Granulosum, Lapisan yang mengandung dua empat lapisan sel yang disatukan oleh desmodom. Sel-sel ini mengandung granula keratohialin yang memiliki pengaruh dalam pembentukan keratin pada lapisan atas epidermis.

3)        Stratum Lusidum, Lapisan yang mengandung dua hingga tiga lapisan sel yang tidak mempunyai inti yang biasanya terdapat pada kulit yang tebal yakni telapak tangan dan tumit kaki.

4)        stratum germinativum, Lapisan sel yang mengandung satu lapisan sel piral yang secara aktif yang membelah diri secara mitosis untuk menghasilkan sel-sel yang berpindah ke dalam lapisan-lapisan atas epidermis dan akhirnya ke permukaan kulit.

 

b.      Kulit Jangat ( Dermis )

§  Lapisan kulit di bawah epidermis

§  terdapat pembuluh darah, akar rambut, dan ujung saraf. Selain itu, terdapat pula kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar minyak (glandula sebassea) yang terletak dekat akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut.

§  Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memajang dari epidermis masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung dan dikelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatetik. Dari kapiler darah inilah kelenjar keingat menyerap cairan jaringan yang terdiri dari air dan ± 1% larutan garam beserta urea.

 

Factor-faktor yang mempengaruhi  Pengeluaran keringat

a.      Suhu pada Lingkungan Sekitar

Kelenjar keringat mengeluarkan keringat karena terjadi peningkatan suhu tubuh di dalam tubuh ataupun lingkungannya. Saat berada di tengah panasnya sinar matahari, kebanyakan orang pasti akan mengeluarkan keringat serta akan merasa haus. Hal tersebut diakibatkan oleh aktivitas kelenjar eksokrin pada kelenjar keringat yang terdapat pada bagian kulit jangat.

b.      Jenis Aktivitas yang Dilakukan

Banyak sedikitnya keringat yang dikeluarkan ditentukan pada jenis aktivitas seseorang. Para pekerja berat serta olahragawan akan cenderung mengeluarkan keringat lebih banyak. Karena aktivitasnya yang meningkatkan tubuh memerlukan kalor serta mengeluarkannya lewat pori-pori pada kulit.

c.       Emosi yang Bergejolak

Orang-orang yang mengalami gejolak emosi akan lebih sering mengeluarkan keringat lebih banyak. Misalnya ketika mendapatkan perasaan euforia atau gembira yang berlebihan. Sebab kegembiraan yang berlebihan dapat memacu kelenjar keringat untuk memproduksi keringat lebih banyak.

d.      Hipotalamus

Hipotalamus terdapat pada bagian otak yang mengendalikan kelenjar keringat. Adanya aktivitas hipotalamus dapat menentukan banyak sedikitnya keringat yang dikeluarkan. Sebagai pengendali fungsi tubuh, hipotalamus begitu peka akan suhu sehingga bisa merangsang adanya keringat pada kelenjar keringat.

e.      Panas serta Kelembapan

Terjadinya peningkatan suhu tubuh ataupun lingkungan adalah penyebab utama tubuh berkeringat. Suhu udara yang memang terasa begitu panas dapat membuat tubuh mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri. Ketika kelenjar keringat diaktifkan melewati pori-pori. Dan ketika keringat menguap maka tubuh juga akan mendingin.

f.        Olahraga

Kegiatan berolahraga dapat mengaktifkan sistem pemanasan internal di dalam tubuh. Untuk mengurangi panas tubuh yang berlebih maka tubuh mengeluarkan keringat. Ketika berolahraga, tubuh yang mengeluarkan keringat menjadi salah satu tanda bahwa latihan olahraga yang anda lakukan berhasil.

g.      Tubuh Sakit

Ketika tubuh terkena infeksi ataupun sedang sakit, maka secara otomatis otak akan menaikkan terostat tubuh beberapa derajat. Ketika demam mulai mereda, maka secara perlahan suhu tubuh akan kembali normal.

h.      Efek Samping Obat

Terdapat beberapa jenis obat yang dapat membuat tubuh menjadi lebih baik, terdapat juga beberapa jenis obat yang dapat memberikan efek samping. Salah satu efek samping tersebut adalah tubuh menjadi berkeringat.

1.         HATI

§  Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh

§  Mengeksresikan  cairan  empedu

§  Empedu berupa cairan hijau kebiruan berasa pahit, dengan pH sekitar 7-7,6; mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin.

§  Empedu berasal dari perombakan sel darah merah (eritrosit) yang telah tua dan rusak di dalam hati.

§   Sel-sel hati yang khusus bertgas merombak eritrosit disebut sel histiosit. Sel tersebut akan menguraikan hemoglobin menjadi senyawa hemin, zat besi (Fe), dan globulin. Zat besi diambil dan disimpan dalam hati untuk dikembalikan ke sumsum tulang. Globin digunakan lagi untuk metabolisme protein atau untuk membentuk Hb baru. Senayawa hemin di dalam hati diubah menjadi zat warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin. Selanjutnya zar warna tersebut dikirim ke usus dua belas jari dan dioksidasi menjadi urobilin. Urobilin berwarna kuning cokelat yang berperan memberi warna pada feses dan urin.

 

 Struktur Hati

·       Terdiri dari dua lobus , Lobus kanan adalah bagian terbesar di hati yang ukurannya 5 sampai 6 kali lebih besar daripada lobus kiri. Lobus kiri adalah bagian hati yang memiliki bentuk lebih runcing dan kecil ketimbang lobus kanan. Lobus kiri dan kanan dipisahkan oleh ligamen falciform.

Stuktur Hati 


                        Fungsi Hati 9 brrkaitan dengan alat ekskresi)

§  Menghasilkan Getah empedu adalah getah hasil perombakan sel darah merah. Getah ini terdiri dari dua komponen, yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu bertugas untuk mengemulsi lemak, sementara zat warna empedu adalah yang membuat feses dan urine, yang dikeluarkan bersamaan dengan getah empedu, kekuningan.

§  Menghasilkan urea dan amonia

Urea dan amonia adalah salah satu hasil perombakan protein yang harus dibuang dari tubuh karena beracun. Urea ini akan diserap ke dalam darah, disaring oleh ginjal, lalu keluar dari tubuh bersama urine. Sementara amonia akan diikat oleh ornitin kemudian dibawa keluar bersama urin atau dimasukkan ke dalam empedu. Amonia inilah yang akan membuat urin berbau menyengat.

·       Merombak sel–sel darah merah yang sudah tua

Hasil perombakan sel darah merah ini disebut globin, zat besi, dan heme. Untuk zat besi dan globin sendiri akan diproses ulang untuk menghasilkan hemoglobin yang baru, yang dapat digunakan oleh tubuh kembali. Sedangkan untuk heme itu sendiri, akan diubah menjadi bilirubin dan biliverdin yang nantinya akan dioksidasi di usus menjadi urobilin yang berguna sebagai zat warna urin dan feses.

·       Mensintesis beberapa zat

Selain sebagai tempat untuk menghasilkan empedu, hati juga berfungsi dalam sintesis zat. Hal ini dikarenakan hati mengeluarkan beberapa enzim yang salah satunya adalah enzim arginase. Enzim ini berfungsi untuk mengubah arginin menjadi urea dan ornifi yang dapat meningkatkan NH3 dan CO2.

 

 

1.         PARU-PARU

§  mengeluarkan karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari respirasi.

 

 

 

A.    Gangguan/Penyaklit  pada Sistem Ekskresi.

1.         Diabetes mellitus (DM),

Penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah sehingga urine yang dihasilkan masih mengandung glukosa. Kadar gula darah yang tinggi disebabkan kekurangan hormon insulin

 

2.         Diabetes insipidus

Penyakit banyak kencing, terjadi akibat kekurangan hormon antidiuretik (ADH) sehingga jumlah urine dapat meningkat 20 sampai 30 kali lipat jumlah urin

 

3.         Batu Ginjal

Suatu endapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih.

 

4.    Gagal Ginjal

     Kegagalan ginjal dalam menjalankan fungsinya.

 

5.    Uremia

      Kondisi urine yang sangat encer dan berjumlah banyak karena kegagalan nefron untuk mengadakan reabsorbsi.

 

6.    Nefritis

    Penyakit yang disebabkan oleh infeksi pada nefron

7.         Liver

Penyakit liver adalah istilah yang digunakan untuk setiap gangguan pada liver atau hati yang menyebabkan organ ini tidak dapat berfungsi dengan baik.

8.         Sirosis

merupakan kondisi terbentuknya luka atau jaringan parut di hati yang bersifat kronis. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan hati yang sulit diobati dan memicu kegagalan hati. Kebiasaan minum minuman beralkohol dan infeksi virus hepatitis merupakan penyebab paling umum sirosis.

9.         Hepatitis

Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis A yang dapat menyebabkan peradangan hati

10.     Dermatitis, uatu kondisi di mana terjadi peradangan pada kulit yang menyebabkan ruam yang gatal sehingga kulit membengkak dan memerah.

 

B.                 Teknologi yang berhubungan dengan Sistem Ekskresi.

1.         Haemodialisa (Cucu darah)

prosedur yang dilakukan untuk membuang limbah sisa dan cairan berlebih dari darah ketika ginjal seseorang tidak lagi berfungsi dengan baik. Dalam dunia medis, teknik ini disebut sebagai dialisi. 

2.         Transplantasi Ginjal

Transplantasi atau pencangkokan ginjal adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk mengganti organ ginjal yang mengalami kerusakan akibat gagal ginjal kronis stadium akhir. Ginjal yang dicangkok bisa berasal dari donor yang masih hidup atau sudah meninggal dunia.

3.         Cangkok Kulit

Skin graft adalah prosedur pembedahan yang dilakukan dengan cara mengambil kulit di area tubuh tertentu, kemudian mencangkoknya pada area kulit lain yang bermasalah. Prosedur ini disebut juga transplantasi kulit. Biasanya, prosedur skin graft dilakukan pada kasus luka bakar, cedera, atau penyakit lain yang memengaruhi tampilan kulit penderitanya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Ringkasan  SISTEM SARAF MANUSIA Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron), yang berbentuk serabut dan saling terhubung dengan ber...